( HIKMAH ) BALADA SI PEJUANG IBADAH - Kenalilah kehidupan,
ambil pelajaran didalamnya, apa saja akan mudah hilang bersama
waktu, apakah itu harta, rasa, cinta kepada sesuatu materi dan fisik.
Salah menempatkan maka tak jarang yang ada ialah penderitaan sakit
jiwa dalam berbagai levelnya, Semoga Allah memberikan kita taufiq,
Amin
Semalam misalnya dirinya ketiduran, karena lelah yang hebat,
sehingga tahajud menjadi terlalaikan. Maka pagi hari, wajah
ketidaknyamanan menyebar pada aktivitas hariannya. Sering murung
dan selalu komat-kamit beristighfar. Padahal, dirinya sudah
merangkai shalat Dhuha dengan mengqadha tahajud.
Berikutnya, berusaha maksimal untuk mempelajari kualitas ibadah
yakni tercapainya kekhusyukan dan keikhlasan. Ada kesungguhan
dalam menyempurnakan kekurangan ilmu dan bersegera
menerapkannya berulang-ulang. Baik dalam prosesi ibadah maupun
penerjemahannya dalam amaliyah harian.
Dalam shalat, ia bermujahadah, tunduk, pasrah bersedekap,
merendahkan bacaan dan diam tumakninah (QS Thaha: 108). Di luar
shalat, memancar kearifan dengan menyibukkan diri dalam
muhasabah (introspeksi). Dan meningkatkan amal shaleh sehari-
hari, dakwahnya, ahlaknya, sedekahnya, kecermatannya memandang
lahan ibadah, dan penghasilan halalnya karena semua bidang
kehidupan telah diatur dalam Islam. Bagian dari Islam.
Tanda lain bisa dilihat dari kegemarannya yang tidak putus dalam
berdoa. Selalu dalam setiap selesai shalat, terdengar doa-doa
permohonan agar dimaafkan segala kekurangan, kesalahan dan
diterima semua ibadah.
Dirinya telah memutus kebiasaan selesai shalat meninggalkan
tempat (kabur). Sekarang, dirinya terlihat sangat menikmati saat
berzikir dan munajat seusai shalat. Di tangannya tasbih terus
melingkar.
Di akhir doa, dia merapatkan dahinya pada alas sejadah. Tersungkur
dan menangis, bahkan hingga membengkak kedua kakinya (QS
Maryam [19]: 58). Menangis karena rasa syukur bisa menikmati
ibadah sekaligus rasa takut dengan azab Allah baik di dunia atau di
akhirat kelak.
Rumah tangga yang dijalin terlihat, sangat damai dan tidak beriak.
Wajah suami-istri dan anak-anak sumringah bahagia. Santun dan
penuh khidmat baik pada keluarga maupun pada lingkungan dan
tetangganya. Bahkan, sangat senang untuk berkumpul dalam
lingkungan yang sama yang berbalut semangat ibadah dan dakwah.
Subhanallah. Menyenangkan dan menenangkan. Begitulah
seharusnya efek dari menikmati ibadah. Tentu kita tidak mau ibadah
yang kita senangi ini akan menjadi shalat yang hanya tinggal gerak
badan tanpa getar hati
Hakikat ibadah yang diterima hanya Allah yang mengetahui. Namun,
hal itu bisa dinilai dengan sesuatu yang nampak dari ibadahnya. Di
antaranya, hubbul ibadah, sangat senang beribadah atas cinta Allah
dan Rasul-Nya yang meresap dalam hatinya, karena ia mengenal
kehidupan, Allah tidak akan menyia-nyiakan perjuangan hamba-Nya
dijalan kebaikan. Ibadah ritual dan kegiatan keseharian hanyalah
Allah yang diutamakan, karena hanya Allah saja yang tidak
mengecewakan, inilah buah ilmu dan perenungan serta pengkajian
kitabullah, merugi bagi yang berjalan tanpa ada senter dalam
kegelapan.
Kenalilah kehidupan, ambil pelajaran didalamnya, apa saja akan
mudah hilang bersama waktu, apakah itu harta, rasa, cinta kepada
sesuatu materi dan fisik. Salah menempatkan maka tak jarang yang
ada ialah penderitaan sakit jiwa dalam berbagai levelnya, Semoga
Allah memberikan kita taufiq, Amin
artikel dari yusuf mansyur network
ambil pelajaran didalamnya, apa saja akan mudah hilang bersama
waktu, apakah itu harta, rasa, cinta kepada sesuatu materi dan fisik.
Salah menempatkan maka tak jarang yang ada ialah penderitaan sakit
jiwa dalam berbagai levelnya, Semoga Allah memberikan kita taufiq,
Amin
Semalam misalnya dirinya ketiduran, karena lelah yang hebat,
sehingga tahajud menjadi terlalaikan. Maka pagi hari, wajah
ketidaknyamanan menyebar pada aktivitas hariannya. Sering murung
dan selalu komat-kamit beristighfar. Padahal, dirinya sudah
merangkai shalat Dhuha dengan mengqadha tahajud.
Berikutnya, berusaha maksimal untuk mempelajari kualitas ibadah
yakni tercapainya kekhusyukan dan keikhlasan. Ada kesungguhan
dalam menyempurnakan kekurangan ilmu dan bersegera
menerapkannya berulang-ulang. Baik dalam prosesi ibadah maupun
penerjemahannya dalam amaliyah harian.
Dalam shalat, ia bermujahadah, tunduk, pasrah bersedekap,
merendahkan bacaan dan diam tumakninah (QS Thaha: 108). Di luar
shalat, memancar kearifan dengan menyibukkan diri dalam
muhasabah (introspeksi). Dan meningkatkan amal shaleh sehari-
hari, dakwahnya, ahlaknya, sedekahnya, kecermatannya memandang
lahan ibadah, dan penghasilan halalnya karena semua bidang
kehidupan telah diatur dalam Islam. Bagian dari Islam.
Tanda lain bisa dilihat dari kegemarannya yang tidak putus dalam
berdoa. Selalu dalam setiap selesai shalat, terdengar doa-doa
permohonan agar dimaafkan segala kekurangan, kesalahan dan
diterima semua ibadah.
Dirinya telah memutus kebiasaan selesai shalat meninggalkan
tempat (kabur). Sekarang, dirinya terlihat sangat menikmati saat
berzikir dan munajat seusai shalat. Di tangannya tasbih terus
melingkar.
Di akhir doa, dia merapatkan dahinya pada alas sejadah. Tersungkur
dan menangis, bahkan hingga membengkak kedua kakinya (QS
Maryam [19]: 58). Menangis karena rasa syukur bisa menikmati
ibadah sekaligus rasa takut dengan azab Allah baik di dunia atau di
akhirat kelak.
Rumah tangga yang dijalin terlihat, sangat damai dan tidak beriak.
Wajah suami-istri dan anak-anak sumringah bahagia. Santun dan
penuh khidmat baik pada keluarga maupun pada lingkungan dan
tetangganya. Bahkan, sangat senang untuk berkumpul dalam
lingkungan yang sama yang berbalut semangat ibadah dan dakwah.
Subhanallah. Menyenangkan dan menenangkan. Begitulah
seharusnya efek dari menikmati ibadah. Tentu kita tidak mau ibadah
yang kita senangi ini akan menjadi shalat yang hanya tinggal gerak
badan tanpa getar hati
Hakikat ibadah yang diterima hanya Allah yang mengetahui. Namun,
hal itu bisa dinilai dengan sesuatu yang nampak dari ibadahnya. Di
antaranya, hubbul ibadah, sangat senang beribadah atas cinta Allah
dan Rasul-Nya yang meresap dalam hatinya, karena ia mengenal
kehidupan, Allah tidak akan menyia-nyiakan perjuangan hamba-Nya
dijalan kebaikan. Ibadah ritual dan kegiatan keseharian hanyalah
Allah yang diutamakan, karena hanya Allah saja yang tidak
mengecewakan, inilah buah ilmu dan perenungan serta pengkajian
kitabullah, merugi bagi yang berjalan tanpa ada senter dalam
kegelapan.
Kenalilah kehidupan, ambil pelajaran didalamnya, apa saja akan
mudah hilang bersama waktu, apakah itu harta, rasa, cinta kepada
sesuatu materi dan fisik. Salah menempatkan maka tak jarang yang
ada ialah penderitaan sakit jiwa dalam berbagai levelnya, Semoga
Allah memberikan kita taufiq, Amin
artikel dari yusuf mansyur network