Nama Erick Thohir saat ini sedang menjadi perbincangan di dalam negeri, pasalnya, Erick menjadi orang Indonesia pertama yang membeli saham mayoritas klup sepak bola Eropa. Erick Thohir saat ini menguasai saham terbesar di Inter Milan. Siapa sebenarnya Erick Thohir? dan bagaimana kisah suksesnya dalam bisnis?
Erick Thohir adalah putra dari Teddy Thohir salah satu pemilik Astra Internasional. Setelah belajar di Amerika dan lulus tahun 1993, Iya pun kembali ke Indonesia. Ayahnya sudah menjadi pengusaha sejak berusaia 10-11, kini jiwa wirausaha ayahnya ini menular ke diri Erick Thohir. Di awal binis Erick Thohir tidak mengawali bisnisnya sendiri, pada awalnya iya hanya di perbolehkan membantu bisnis ayahnya di tahun 1993 tepatnya di bidang makanan.
Di berikan tugas mengelola salah satu bisnis di bidang makanan, Erick ternyata sukses. Dalam sekejab erick dapat membuka 20 cabang dan terus berkembang. Namun pada akhirnya Erick meninggalkan bisnis ayahnya dan mendirikan bisnis sendiri di bidang media dan hiburan.
Bersama beberapa kawan iya mendirikan Grup Mahaka perusahaan yang bergerak di bidang media dan hiburan, Erick Thohir membeli Republika yang dalam kondisi krisis pada tahun 2001. Karena belum berpengalaman di bidang media, Erick berguru kepada orang-orang yang sudah berpengalaman salah satunya kepada Jakop oetama dari Kompas. Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio. Selain di bidang media Erick juga memiliki usaha di bidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia juga pendiri dari organisasi amal "Darma Bakti Mahaka Foundation" dan "Dompet Dhuafa Republika", serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup, dan Beyond Media.
Dari kisah sukses Erick Thohir dapat di ambil pelajaran, Seorang pengusaha sukses selalu melahirkan pengusaha yang sukses juga, Ayahnya yang sudah menjadi pengusaha di usia 10-11 tahun akhirnya jiwa wirausahanya menular kepada anak. Selain itu hikmah yang bisa di ambil adalah Keberanian Erick meninggalkan bisnis keluarga dan membuat bisnis sendiri. Namun keberanian Erick Thohir dibekali dengan pengalaman bisnis. Pada awal bisnisnya ia tidak langsung membuat bisnis sendiri namun bekerja membantu bisnis ayahnya.
Erick Thohir adalah putra dari Teddy Thohir salah satu pemilik Astra Internasional. Setelah belajar di Amerika dan lulus tahun 1993, Iya pun kembali ke Indonesia. Ayahnya sudah menjadi pengusaha sejak berusaia 10-11, kini jiwa wirausaha ayahnya ini menular ke diri Erick Thohir. Di awal binis Erick Thohir tidak mengawali bisnisnya sendiri, pada awalnya iya hanya di perbolehkan membantu bisnis ayahnya di tahun 1993 tepatnya di bidang makanan.
Di berikan tugas mengelola salah satu bisnis di bidang makanan, Erick ternyata sukses. Dalam sekejab erick dapat membuka 20 cabang dan terus berkembang. Namun pada akhirnya Erick meninggalkan bisnis ayahnya dan mendirikan bisnis sendiri di bidang media dan hiburan.
Bersama beberapa kawan iya mendirikan Grup Mahaka perusahaan yang bergerak di bidang media dan hiburan, Erick Thohir membeli Republika yang dalam kondisi krisis pada tahun 2001. Karena belum berpengalaman di bidang media, Erick berguru kepada orang-orang yang sudah berpengalaman salah satunya kepada Jakop oetama dari Kompas. Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio. Selain di bidang media Erick juga memiliki usaha di bidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia juga pendiri dari organisasi amal "Darma Bakti Mahaka Foundation" dan "Dompet Dhuafa Republika", serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup, dan Beyond Media.
Dari kisah sukses Erick Thohir dapat di ambil pelajaran, Seorang pengusaha sukses selalu melahirkan pengusaha yang sukses juga, Ayahnya yang sudah menjadi pengusaha di usia 10-11 tahun akhirnya jiwa wirausahanya menular kepada anak. Selain itu hikmah yang bisa di ambil adalah Keberanian Erick meninggalkan bisnis keluarga dan membuat bisnis sendiri. Namun keberanian Erick Thohir dibekali dengan pengalaman bisnis. Pada awal bisnisnya ia tidak langsung membuat bisnis sendiri namun bekerja membantu bisnis ayahnya.