Pernah mendengar Google Analytics? Ya, itu adalah salah satu tools untuk mendeteksi pergerakan aktivitas pengunjung di suatu website. Banyak hal menarik dari behaviour user yang bisa dideteksi oleh google analytics. Salah satu istilah yang menggambarkannya adalah "Bounce Rate". Apa itu "Bounce Rate"? Darimana "Bounce Rate" diukur?
Bounce rate itu kira2 bila di analogikan seperti ini, pengunjung yang membuka suatu halaman web, lalu tidak melakukan apa2 di halaman web tersebut kemudian pergi dari halaman tersebut. Dengan kata lain, bila nilai bounce rate suatu halaman web tinggi, ada kemungkinan pengunjung tidak suka halaman itu dan langsung ditinggalkan, atau memang tidak ada yang bisa dilakukan di halaman itu.
Dari hasil googling, saya menemukan pendapat2 yang menyatakan bahwa hasil Bounce Rate yang tinggi, bukan berarti halaman tersebut tidak menarik sehingga langsung ditinggalkan. Mengapa demikian? Karena ternyata ini berkaitan dengan jumlah URL yang bisa di klik di halaman itu. Semakin banyak URL yang di klik, semakin kecil nilai Bounce Rate.
Sehingga bila pada halaman itu tidak ada URL yang bisa di klik seperti halaman2 pada Flickr yang hanya menampilkan image, maka nilai Bounce Rate yang tinggi bukan berarti halaman itu tidak menarik.
Intinya, Bounce Rate adalah nilai untuk mengukur, seberapa lama pengunjung bertahan pada satu halaman web dan kemudian pergi dari halaman itu. Tentu saja ini bergantung pula pada fungsi dari halaman itu sendiri. Apakah yang ditampilkan pada halaman itu cukup dimengerti informasinya, sehingga hanya perlu waktu singkat bagi pengunjung untuk mendapatkan apa yang diinginkan dari halaman tersebut. Ataupun, banyak atau tidaknya aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung pada suatu web page (ini berkaitan dengan rendahnya nilai Bounce Rate, bila pada suatu web page terdapat banyak URL yang bisa di klik).
Hubungannya dengan Search Engine Optimization (SEO) adalah bila ada web page dengan fungsi yang sama di dua website yang berbeda. Maka, web page yang memiliki Bounce Rate lebih tinggi (misal: di website A), kemungkinan tidak semenarik web page pada website B . Hal ini tentu saja berpengaruh pada ranking dari hasil pencarian suatu keyword yang terkait dengan kedua website tadi. Jadi pada hasil pencarian melalui google, URL website B posisinya akan berada diatas URL website A. Kalau begitu, yang perlu dianalisa oleh internal pemilik website adalah, sejauh mana website itu berguna bagi pengunjungnya.
sumber dari pramestyani