JAKARTA--MICOM: PT PLN (Persero) kehilangan daya listrik sebesar 1.000 megawatt (MW) atau setara listrik 100 ribu rumah dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Saguling dan Cirata akibat perubahan iklim.
Menurut Direktur Operasional Jawa-Bali PLN I Ngurah Adnyana, PLN mengalami kerugian Rp8 miliar per hari akibat kejadian tersebut.
"Potensi kehilangan Saguling dan Cirata mencapai 1.000 MW karena perubahan iklim, lalu juga terjadinya pendangkalan yang membuat debit air menipis dan lingkungan di sekitar PLTA rusak," ujar Adnyana di sela-sela kunjungan media ke pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang di Garut, Jawa Barat, Jumat (18/3).
Adnyana menyatakan kurangnya curah hujan yang menyebabkan penurunan debit air mulai terasa sejak Februari dan diperkirakan berlanjut sampai April 2011. Padahal, tahun lalu kapasitas listrik kedua PLTA malah melebihi target.
"Tahun lalu curah hujan sepanjang tahun membuat target listrik (dari PLTA) naik dari 6% menjadi 10%. Tahun ini airnya tidak ada sama sekali," tutur Adnyana.
Adnyana mengaku telah melakukan kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). PLN juga telah mengupayakan mekanisme hujan buatan yang hasilnya ternyata tidak signifikan.
Sebagai langkah antisipasi, PLN telah menggunakan alternatif minyak solar dan meminta pelanggan listrik berkapasitas besar menyalakan genset. PLN juga membuka opsi pembelian listrik dari pelanggan-pelanggan besar tersebut. (SZ/OL-9)