Orang Indonesia jarang makan makanan daging merah atau serba daging. Meski begitu banyak orang Indonesia yang kena penyakit jantung akibat penumpukan lemak trans. Usut punya usut, lemak trans yang menyumbat pembuluh darah itu karena kebiasaan orang Indonesia yang sangat senang makanan serba gorengan.
Jika di negara lain, kolesterol, lemak, kurang gerak, gula darah tinggi, hipertensi diketahui sebagai faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Tapi bagi orang Indonesia, gorengan lebih banyak menyebabkan penyakit jantung ketimbang kolesterol.
Bahan makanan yang sehat bisa menjadi tidak sehat bila diolah dengan cara digoreng. Menggoreng makanan bisa membentuk asam lemak trans (Trans Fatty Acid atau TFA) yang dapat merusak dan menyumbat pembuluh darah.
"Di Indonesia diteliti bahwa penyebab orang terkena penyakit jantung paling banyak karena asam lemak trans. Dengan kata lain, orang kita paling banyak kena penyakit jantung karena gorengan. Tempe digoreng, ayam digoreng, tahu digoreng, ikan digoreng, semuanya digoreng," ujar Dr Samuel Oetoro, Sp.GK, spesialis gizi klinik dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dalam acara Diskusi Sehat Bersahabat dengan Glukosa di Wisma Aldiron Dirgantara, Jakarta, Selasa (14/6/2011).
Menurut Dr Samuel, gorengan bahkan melebihi kolesterol sebagai penyebab penyakit jantung orang Indonesia.
"Nggak semua orang Indonesia makan kolesterol seperti daging merah, tapi hampir semua orang makan gorengan. Gorengan ada dimana-mana," lanjut Dr Samuel.
Selain itu, asam lemak trans dalam darah juga mempunyai pengaruh menaikkan kolesterol jahat (LDL atau Low Density Lipoprotein) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL atau High Density Lipoprotein).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menjelaskan dalam situsnya bahwa makanan yang kaya karbohidrat atau tepung yang mengalami penggorengan atau proses pemasakan dengan suhu yang tinggi dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu kanker, yaitu akrilamida. Dosis tertentu akrilamida juga beracun bagi sistem saraf manusia.
Gorengan yang tinggi lemak juga akan membuat seseorang rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk.
Gorengan juga tidak baik bagi penderita maag, karena dengan adanya lemak, lambung akan cepat terisi tapi lebih lambat dicerna, alhasil seseorang akan merasa sudah kenyang dan tidak akan cepat lapar padahal baru makan dalam porsi sedikit. Hal ini membuat kerja lambung akan terganggu.
Home
»
health
»
indonesia
»
nice stuff
»
Penyakit Jantung Orang Indonesia Berasal dari Lemak Gorengan
Post a Comment
Bannerad
Artikel Terpopuler
-
Despite that at the end of this post you will find a filtered and somehow manually edited list of Pligg-based social bookmarking sites, this...
-
2016-08-09 18:38:19.0 Guangzhou Int'l Parcel Center received 2016-08-09 18:38:25.0 Guangzhou Int'l Parcel Center customs scan 20...
-
It seems the method for us to use is far simpler than my initial impressions - we need only add two small sections of code to our templates ...
-
Disaat-saat tertentu untuk menghilangkan kejenuhan kadang kala entertain (kesenangan) harus kita upayakan, demikian pula ketika kita berkuta...
-
Last month we showed you some of the more popular and useful Adobe AIR applications (see " 6 Adobe AIR Apps to Check Out ...
-
PicPick is an all-in-one software for software developers, graphic designers and home user. It has an intuitive interface and simple, elega...
-
About the author henkhei is man in the mirror where you can find everywhere henkhei . he specializes in topics of interest to techno gee...
-
Twitter pages have their own google page rank too in Google, so it is important to do that 5 mins drill better utilize your Twitter page.Thi...
-
A tablet PC is a wireless, portable personal computer with a touch screen interface. The tablet form factor is typically smaller than ...
-
Bio-Linux is an ideal system for scientists handling and analysing biological data. Bio-Linux 6.0 is a fully featured, powerful, config...
Tags
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani